Tips Jika Ingin Buka Kembali Bisnis di New Normal

Residence Eden – Pemerintah provinsi DKI Jakarta sedang melakukan transisi penahanan sosial (PSBB) berskala luas. Selama masa transisi ini, beberapa sektor mulai dibuka kembali dengan pedoman normal baru.

New Normal adalah era di mana kita mempersiapkan diri dan hidup lebih baik di tengah krisis virus corona. Berdasarkan saran McKinsey, berikut 8 hal yang perlu dipertimbangkan saat membuka kembali bisnis Anda ke standar baru,

1. Buat peta perencanaan

Perlu dicatat sejak awal bahwa dalam kondisi normal baru, keadaannya tidak lagi normal di kemudian hari. Saat ini, rencana dan target bisnis untuk tahun 2020 mungkin telah berubah secara dramatis, namun untuk mempertahankannya, perusahaan masih perlu beroperasi dalam situasi yang tidak pasti.

Oleh karena itu, pengusaha perlu menyiapkan rencana detail untuk membuka kembali usahanya.

Kami dapat membuat peta strategis dan tujuan bisnis setelah menerapkan standar baru. Pemetaan ini nantinya akan memandu kita dalam hal produksi, pemasaran, penjualan, penentuan payback, dan melihat kembali investasi masa depan dan prospek bisnis.

Bagaimana cara membuat peta ini?

Sederhananya, khusus untuk perusahaan UMKM, kami membuat peta sebagai timeline. Ada 4 kuartal dalam 1 tahun. Kami saat ini berada di pertengahan kuartal kedua tahun 2020. Nanti, kami juga memiliki kuartal ketiga dan keempat.

Rencanakan sasaran Anda untuk kuartal ini! Kemudian kembangkan strategi bulanan untuk mencapai tujuan triwulanan Anda. Dengan cara ini, secara keseluruhan, kita dapat melihat bagaimana bisnis akan berjalan setidaknya hingga tahun 2020.

2. Menjaga kualitas produk atau layanan

Anda tidak boleh salah dalam meyakinkan pelanggan tentang keamanan dan kualitas produk atau layanan kita. Hal ini dilakukan dengan tetap berpegang pada protokol yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan tidak menghalangi penambahan disiplin ilmu tertentu yang dapat lebih persuasif bagi klien.

Contohnya antara lain: mengukur suhu saat pelanggan masuk ke toko, menyediakan hand sanitizer, menyiapkan layanan pembayaran tanpa transaksi langsung, dan lain sebagainya.

Bisnis juga dapat memberi tahu pelanggan tentang tindakan di balik layar yang diambil perusahaan untuk memastikan keamanan produk atau layanan mereka.

3. Jaga kesehatan dan keselamatan karyawan

Karyawan adalah milik perusahaan. Oleh karena itu, para pebisnis juga perlu memperhatikan kesehatan dan keselamatan karyawan. Banyak karyawan yang ingin kembali bekerja di bawah standar baru yang masih mengkhawatirkan keselamatan mereka. Perusahaan perlu menemukan cara untuk memastikan hal ini untuk memotivasi mereka untuk bekerja kembali.

Perusahaan tidak hanya harus memperhatikan pelanggan, tetapi juga menekankan kepeduliannya terhadap kesejahteraan karyawannya. Berikut beberapa cara: meningkatkan tes kesehatan karyawan, menerapkan pekerjaan jarak jauh untuk banyak karyawan, dan mendesain ulang tempat kerja yang memperhitungkan jarak sosial.

Poin ini juga bertepatan dengan poin penting lain yang disebutkan sebelumnya tentang menjaga kualitas suatu produk atau layanan. Khusus untuk perusahaan Anda yang memiliki kontak langsung dengan pelanggan. Kebersihan dan kesehatan karyawan tentunya merupakan refleks yang meyakinkan pelanggan untuk membeli produk atau jasa kita.

4. Kembalikan pertanyaan pelanggan

Menurut data yang diberikan oleh McKinsey, apa yang terjadi di pasar selama pandemi adalah bahwa tingkat permintaan turun jauh lebih banyak daripada penurunan pasokan karena gangguan rantai pasokan. Mengetahui hal ini, pedagang harus dapat terhubung kembali dengan klien yang dapat memicu permintaan.

Ini menjadi bagian dari strategi pemasaran Anda ketika Anda membuka kembali bisnis Anda ke norma baru. Cara utama adalah mengenal pelanggan kami kembali. Selama pandemi ini, tentunya telah terjadi perubahan perilaku konsumen.

Untuk ini, kami perlu mengetahui dan memahami pelanggan kami saat ini. Dengan cara ini, kita dapat menerapkan strategi bisnis yang didasarkan pada refleksi kebutuhan pelanggan dan konteks sosial mereka saat ini.

5. Sistem operasi yang fleksibel

Normal baru tidak berarti kembali bekerja sesering mungkin. Memulai kembali bisnis juga harus sesuai dengan permintaan dan ketersediaan pasokan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sistem operasi harus lebih fleksibel, menyesuaikan produksi dengan kondisi saat ini dan selalu ditinjau secara berkala.

Sumber:

Maxmanroe